Tingkat toksik timah dalam air minum di kota Flint,
negara bagian Michigan telah membuat ribuan anak-anak sakit dan memaksa
100 ribu penduduk setempat minum air botol. pipa hdpe
Sebuah pertikaian seputar bantuan darurat untuk sebuah kota Amerika
yang dilanda krisis air yang tercemar, telah menunda langkah Senat untuk
merombak sektor energi Amerika.
Perombakan ini bisa mengurangi ketergantungan Eropa pada gas alam
Rusia, serta ketergantungan Amerika pada mineral strategis dari China.
Pada hari Kamis (4/2), pihak Demokrat di Senat, bergabung dengan
sekelompok anggota Republik, berhasil mencegah majelis itu memajukan
upaya menyeluruh oleh Kongres dalam kurun hampir satu dasa warsa untuk
menanggapi kebutuhan energi Amerika di masa depan. Pertimbangan atas RUU
ini akan dilanjutkan minggu depan.
Permasalahannya adalah bantuan federal untuk Flint, Michigan, di mana
tingkat toksik timah dalam air minum telah membuat ribuan anak-anak
sakit dan memaksa 100 ribu penduduk minum air botol. Pemaparan pada
timah bisa menimbulkan masalah mental dan fisik yang tidak bisa
disembuhkan pada diri anak-anak.
Senator dari Michigan, dua-duanya Demokrat, berusaha memperoleh
bantuan federal bernilai ratusan juta dolar untuk membantu Flint
memperbaiki dan mengganti pipa air minum yang lama. Ketika tidak
berhasil mencapai kesepakatan dengan pihak mayoritas Republik untuk
paket bantuan ini, mereka berusaha memblokir suara untuk RUU energi ini
dan berhasil. Tadinya pemimpin mayoritas di Senat Mitch McConnell
berharap meloloskan RUU ini pada akhir minggu.
RUU ini sebenarnya punya dukungan bipartisan cukup kuat, sesuatu yang
jarang terjadi di Kongres. RUU ini berusaha mengurangi emisi karbon
Amerika untuk produksi listrik, dan melindungi grid listrik Amerika dari
serangan dari dunia maya. RUU ini juga akan mengusahakan liberalisasi
ekspor gas alam dan mendorong penambangan domestik dari apa yang disebut
mineral bumi, yang dipergunakan untuk berbagai barang mulai dari sistem
persenjataan canggih sampai ke telepon pintar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar